Koperasi Harus Disesuaikan dengan Kondisi Kekinian


Metrotvnews.com, Bandung: Mantan Wapres Jusuf Kalla menegaskan, untuk membangun kembali koperasi di Indonesia yang dibutuhkan adalah menetapkan tujuan yang ingin dicapai sesuai kondisi kekinian, bukan kondisi 50 tahun ke belakang. Demikian dikatakannya dalam acara Pelantikan Rektor Institut Manajemen Koperasi Indonesia (Ikopin) periode 2011-2016, Burhanuddin Abdullah, di Kampus Ikopin, Sumedang, Jawa Barat, Rabu (14/9).
 Kalla mengatakan salah satu faktor yang membuat koperasi kurang diminati adalah masih melekatnya pandangan tentang koperasi 50 tahun lalu. Ia menekankan, yang perlu dilakukan untuk membangun koperasi adalah penyesuaian langkah dengan kondisi saat ini. “Janganlah kita mengingat lagi koperasi jaman dulu, masa itu sudah lewat. Memang prinsip koperasi harus tetap dipertahankan, namun bukan berarti cara yang ditempuhnya harus tetap sama,” kata Kalla yang ditunjuk sebagai Ketua Majelis Pemangku Ikopin saat memberikan kuliah umum tentang “Pengembangan Kewirausahaan dalam Gerakan Koperasi sebagai Solusi Ekonomi Bangsa”.
 Kalla mengakui, saat ini kita tidak bisa menjalankan koperasi sama seperti zaman Bung Hatta. “Karena dunia itu dinamis, apalagi pendidikan, keduanya sangat dinamis. Jadi, sebenarnya sah saja jika kita mengubah caranya, asalkan tidak mengubah tujuannya, yaitu menciptakan masyarakat yang adil dan makmur,” lanjutnya.
 Masyarakat saat ini cenderung lebih memilih untuk berbelanja di minimarket waralaba yang kini semakin berkembang dan menjamur di hampir seluruh daerah di Indonesia, baik di kota besar maupun di pelosok. Padahal, lanjutnya, konsep dan prinsip yang dijalankan minimarket waralaba tersebut adalah prinsip koperasi. “Sebenarnya mereka itu meniru konsep koperasi, hanya saja pengemasan yang mereka buat lebih menarik dan disesuaikan dengan kondisi masyarakat saat ini. Jadi, tidak heran jika masyarakat akan lebih memilih minimarket waralaba,” kata Kalla.
 Dari kasus tersebut, Kalla menilai ada satu hal yang menyebabkan hal itu terjadi, yaitu lunturnya kepercayaan masyarakat. “Nah, ini yang menjadi tantangan terberat bagi institusi saat ini. Bagaimana cara membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap koperasi,” katanya.
 Dalam kuliah umum tersebut, Kalla memaparkan beberapa solusi untuk membangun kembali kepercayaan masyarakat. Salah satunya, menata kembali koperasi dari bawah. “Kita harus menata kembali koperasi dari bawah, bukan dari atas. Maksudnya yang harus dilakukan adalah menanamkan semangat koperasi di desa-desa,” tuturnya.
 Dengan adanya institusi seperti Ikopin, Kalla mengatakan penanaman semangat untuk berkoperasi seharusnya bisa dihidupkan kembali. Kalla menilai, institusi seharusnya bukan hanya mencetak lulusan sarjana koperasi saja, melainkan harus mampu menyebarkan pengetahuan dan wawasan tentang koperasi.
“Kita memang membutuhkan sarjana koperasi, tapi tetap yang kita butuhkan adalah penyebaran wawasan berkoperasi pada masyarakat dan menanamkan semangatnya,” katanya.
 Kuliah umum berdurasi sekitar 30 menit tersebut dihadiri Ketua Pembina Yayasan Koperasi (YPK) Muslimin Nasution, Deputi Bidang Pengembangan SDM Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram, Rektor Ikopin periode 2007-2011 Rully Indrawan, dan Rektor Ikopin terpilih periode 2011-2016 yang baru saja dilantik, Burhanuddin Abdullah. Kuliah umum oleh Kalla ini disaksikan pula oleh sejumlah dosen dan mahasiswa Ikopin.(Ant/BEY)

No comments:

Post a Comment